SAYA termasuk orang yang senang mengonsumsi tanaman atau sayur sebagai ikhtiar untuk menjaga stamina dan mencegah penyakit. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati. Untuk memenuhinya, saya menanam beberapa tanaman herbal tertentu di pekarangan rumah. Salah satunya kelor atau merunggai (
Moringa oleifera). Di luar sana, ada yang menyebutnya pohon
drumstick karena polong buahnya memanjang lurus kayak stik drum. Tanaman yang berasal dari India ini juga disebut pohon
ben oil karena bijinya bisa dibuat minyak yang kaya akan antioksidan sehingga bagus untuk perawatan kulit seperti obat antijerawat dan
antiaging atau penuaan dini.
Baca juga:
Keteduhan Melati BelandaKebanyakan orang mengenal kelor sebagai tanaman pagar biasa atau penanda batas wilayah. Sebagian orang Jawa juga ada yang mempercayainya sebagai penangkal roh jahat. Orang yang kesurupan makhluk halus konon bisa sembuh setelah dipukul dengan ranting daun kelor. Kita tentu juga akrab dengan peribahasa "dunia tak selebar daun kelor". Dunia memang tidak selebar daun kelor yang ukurannya kecil. Peribahasa ini kurang lebih memiliki makna bahwa dunia itu sangat luas jadi kita gak perlu patah semangat karena masih banyak kesempatan untuk berusaha.
Daun kelor berukuran kecil-kecil mirip daun sengon laut atau petai tapi lebih bundar dengan diameter 1-2 cm. Kalau sengon, rumpun tangkai daunnya sejajar. Daun kelor mengecil di bagian ujung rumpun tangkainya. Kelor mudah ditanam dan pertumbuhannya tergolong cepat. Bisa dikembangkan secara generatif melalui biji, bisa pula secara vegetatif atau stek.
Saya menanamnya secara stek, minta dari pohon kelor teman di daerah Leban, Boja. Potong bagian dahan yang agak besar lalu saya tancapkan di pekarangan depan rumah. Kalau sudah tumbuh lebat, daun-daunnya dipetik rata-rata dua bulan sekali. Daun yang muda disayur sedangkan yang tua dibuat teh. Disayur semacam bening bayam gitu. Beberapa tetangga yang tahu manfaat daun kelor juga sering memesan dan memintanya. Senang bisa berbagi dari pekarangan sendiri.
Masyarakat sering mengabaikan daun kelor padahal manfaatnya sangat banyak untuk keseimbangam nutrisi tubuh dan kesehatan. Sampai-sampai WHO menyebutnya pohon ajaib. Peneliti bernama C Senthil Kimar dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, membuktikan bahwa daun kelor berkhasiat sebagai hepatoprotektor atau pelindung hati. Sedangkan dokter dan ahli tanaman herbal dari Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, memastikan kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan. "Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat," paparnya.
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh WHO untuk mengonsumsi daun kelor. Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama puluhan tahun terakhir ini di negara-negara termiskin di dunia. Selain memiliki kandungan antioksidan tinggi, kelor juga berkhasiat untuk menurunkan gula darah dan tekanan darah tinggi.
Menurut Wikipedia, dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga terbantu peningkatan energi dan ketahanan tubuhnya. Secara garis besar, daun kelor mengandung 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali kalsium pada susu, 4 kali vitamin A pada wortel, 2 kali protein pada susu, dan 3 kali potasium pada pisang. Wow luar biasa kandungan daun kelor sehingga memang panas dinobatkan sebagai pohon ajaib. (*)
Comments
Post a Comment