Akhirnya 5G Masuk Indonesia
MULAI 27 Mei 2021, Indonesia bisa menikmati jaringan telekomunikasi supercepat generasi kelima atau 5G. Jaringan ini memiliki kecepatan transfer data hingga sepuluh kali lipat dibanding kecepatan 4G LTE yang selama ini kita pakai.
Indonesia sebenarnya cukup tertinggal karena sejumlah negara sudah menerapkan jaringan 5G sejak kali pertama diperkenalkan pada 2019. Korea Selatan adalah negara pertama di dunia yang menggunakan jaringan supercepat tersebut secara komersial.
Tak lama kemudian, Amerika Serikat dan Tiongkok langsung menyusul langkah Korea Selatan tersebut. Selanjutnya, negara-negara lain yang mengadopsi telknologi baru tersebut antara lain Australia, Inggris, Kanada, Jepang, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Di Indonesia, layanan tersebut saat ini baru bisa dinikmati oleh masyarakat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Itu pun masih terbatas di perumahan-perumahan tertentu, tidak di seluruh wilayah kota-kota tersebut.
Rencananya, Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mendapat izin untuk memanfaatkan jaringan 5G secara komersial akan memperluas layanan tersebut di beberapa kota besar lain, yakni Solo, Medan, Balikpapan, Bandung, Makassar, Surabaya, Denpasar, dan Batam. Masyarakat Semarang sepertinya masih perlu bersabar.
Apa sih menariknya teknologi ini. Kecepatan pastilah lebih baik, tapi apa saja keunggulan lainnya.
Menurut pengamat teknologi seluler dari Semarang, Michael, teknologi 5G memungkinkan seorang dokter melakukan operasi terhadap pasien dari jarak jauh. "Peralatan operasi medis nantinya dapat dikendalikan secara presisi oleh dokter dari jarak jauh berkat teknologi telekomunikasi supercepat ini. Kecepatannya sepuluh kali lipat dibanding teknologi 4G dan bisa mencapai 1 gigabyte per second (Gbps)," paparnya.
Mobil otonom (tanpa pengemudi) berjuluk Navya diuji coba Telkomsel pada Asian Games 2018 di Jakarta. (foto: medcom)
Mobil Otonom
Michael mengungkapkan, jaringan 5G diperlukan untuk mewujudkan pengoperasian mobil otonom atau mobil tanpa pengemudi yang sudah diperkenalkan di beberapa negara maju. Pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan virtual reality dan internet of thing (IOT) juga akan makin berkembang berkat jaringan baru ini."Jadi jaringan 5G sebenarnya tidak hanya untuk keperluan komunikasi telepon seluler tapi lebih dari itu. Namun, kekurangan 5G adalah jangkauannya lebih lemah dibanding 4G sehingga diperlukan penambahan BTS," jelasnya.
Michael menambahkan, ponsel yang sudah mendukung jaringan ini antara lain Apple iPhone 12, 12 mini, 12 Pro, 12 Pro Max, Samsung A32 5G, S21 5G, Oppo Reno 5, A74 5G, dan Vivo V21 5G. Dengan jaringan baru ini, bermain game atau nonton film melalui ponsel jadi makin lancar.
Kayaknya, dengan kecepatan 1 Gbps, tidak akan ada lagi istilah ngelag ketika bermain game atau buffering ketiga nonton video atau film HD. Pengguna ponsel tidak perlu mengganti kartu SIM untuk menikmati layanan 5G, paling tidak untuk saat ini.
Mengapa demikian, karena teknologi 5G memungkinkan waktu delay hanya sekitar 4 hingga 5 milidetik, bahkan bisa dikurangi hingga 1 milidetik. Artinya, sepuluh kali lebih cepat dari jaringan 4G. Faktor inilah yang memungkinkan kita menonton video HD tanpa kendala.
Teknologi 5G tidak hanya bisa menawarkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, tapi juga memberikan latensi yang lebih rendah dan kepadatan koneksi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
Sinyal 5G di Indonesia menggunakan spektrum frekuensi radio 2,3 GHz yang didapatkan oleh operator seluler Telkomsel melalui lelang pada awal tahun ini. Pemerintah menggelar lelang spektrum frekuensi sebelum penyelenggara telekomunikasi bisa menggunakannya.
Sebelum akhirnya diluncurkan pada 2021, operator seluler sudah menggelar uji coba jaringan 5G selama beberapa tahun belakangan ini. Pada 2018, Telkomsel menggelar uji coba jaringan 5G saat Asian Games 2018 di Jakarta, yaitu untuk mobil otonom. (Asep Bina Septriono)
* Tulisan ini dimuat di Suara Merdeka edisi Minggu, 30 Mei 2021
Comments
Post a Comment